Photobucket

Senin, 14 Februari 2011

INDONESIA diramal akan "pecah" ditahun 2015 !!!

Djuyoto Memprediksi Tahun 2015 Indonesia Pecah. Beragam reaksi dan tanggapan muncul ketika wacana tentang masa depan Indonesia, yang juga dijadikan judul buku oleh Djuyoto Suntani, itu muncul dalam acara Dialog Kebangsaan berjudul Indonesia: Kemarin, Kini dan Esok sekaligus peluncuran buku tersebut. Komentar bernada pesimis, optimis, hingga rasa tidak percaya silih berganti diberikan oleh berbagai pihak yang hadir di Gedung Aneka Bhakti Departemen Sosial kemarin. Mungkinkah Indonesia benar-benar akan ‘pecah’ pada tahun 2015?

Djuyoto Suntani, sang penulis buku, menyatakan dalam bukunya paling tidak ada tujuh faktor utama yang akan menyebabkan Indonesia “pecah” menjadi 17 kepingan negeri-negeri kecil di tahun 2015. Kepingan negeri-negeri kecil itu sendiri menurutnya didirikan berdasarkan atas:
1. Kepentingan rimordial (kesamaan etnis),
2. Ikatan ekonomis (kepentingan bisnis),
3. Ikatan kultur (kesamaan budaya),
4. Ikatan ideologis (kepentingan politik), dan
5. Ikatan regilius (membangun negara berdasar agama).

Penyebab pertama adalah siklus tujuh abad atau 70 tahun. Dalam bukunya ia menuliskan;
“Seperti kita ketahui, semua yang terjadi di alam ini mengikuti suatu siklus tertentu. Eksistensi suatu bangsa dan negara juga termasuk dalam suatu siklus yang berjalan sesuai dengan ketentuan hukum alam. Dia mengambil contoh Kerajaan Sriwijaya yang berkuasa pada abad 6-7 M di mana waktu itu rakyat di kawasan Nusantara bersatu di bawah kepemimpinannya. Memasuki usia ke-70 tahun kerajaan itu mulai buyar dan muncul banyak kerajaan kecil yang mandiri berdaulat. Alhasil, di awal abad ke-9 nama Kerajaan Sriwijaya hanya tinggal sejarah. Tujuh abad kemudian (abad 13-14 M) lahir Kerajaan Majapahit di Trowulan, Jawa Timur sekarang. Kerajaan besar itu berhasil menyatukan kembali penduduk Nusantara. Namun, kerajaan ini pun bernasib sama dengan Sriwijaya. Memasuki usia ke-70 pengaruhnya mulai hilang dan bermunculanlah kerajaan-kerajaan kecil di Nusantara. Nama Majapahit pun hilang ditelan bumi. Tujuh abad pasca-jatuhnya Majapahit, di tahun 1945 (abad 20) rakyat Nusantara kembali bersatu dalam suatu ikatan negara bangsa bernama Republik Indonesia (abad 20-21). Tahun 2015 akan bertepatan RI merayakan HUT-nya yang ke-70″.

Dia pun menyatakan,
“Selama ini saya selalu optimis, tapi melihat perkembangan di lapangan, apa yang terjadi pada sesama anak bangsa, sungguh mengenaskan. Irama perpolitikan nasional dewasa ini mengisyaratkan hitungan siklus bersatu dan bubar dalam tujuh abad, 70 tahun tampaknya kembali terulang. Berbagai fenomena alam yang menguat ke arah bukti kebenaran siklus sudah banyak kita saksikan. Pertengkaran sesama anak bangsa, terutama elite politik, tidak kunjung selesai, tulis Djuyoto. Penyebab kedua, Indonesia telah kehilangan figur pemersatu bangsa. Setelah Ir Soekarno dan HM Soeharto, tidak ada tokoh nasional yang benar-benar bisa mempersatukan bangsa ini. Masing-masing anak bangsa selalu merasa paling hebat, paling mampu, paling pintar, dan paling benar sendiri. Para tokoh nasional yang memimpin negeri ini belum menunjukkan berbagai sosok negarawan karena dalam memimpin lebih mengutamakan kepentingan politik golongan/kelompok daripada kepentingan bangsa (rakyat) secara luas. Kehilangan figur tokoh pemersatu adalah ancaman paling signifikan yang membawa negeri ini ke jurang perpecahan”. Katanya tegas.

Pertengkaran sesama anak bangsa yang sama-sama merasa jago dan hebat, masing-masing punya kendaraan partai, punya jaringan internasional, punya dana/uang mandiri, punya akses, merasa punya kemampuan jadi Presiden; merupakan penyebab ketiga Indonesia akan pecah berkeping-keping menjadi negara-negara kecil. Masing-masing tokoh ingin menjadi nomor satu di suatu negara. Fenomena ini sudah menguat sejak era reformasi yang dimulai dengan diterapkannya UU Otonomi Daerah.

Salah satu penyebab Indonesia akan pecah di tahun 2015 karena adanya konspirasi global. Ada grand strategy global untuk menghancurkankeutuhan Indonesia. Ada skenario tingkat tinggi yang ingin menghancurkan Indonesia atau bahkan menghilangkan nama Indonesia sebagai negara bangsa, tegasnya. Konspirasi global ini, Djuyoto Suntani melihat, terus bergerak dan bekerja secara cerdas dengan menggunakan kekuatan canggih melalui penetrasi budaya, penyesatan opini, arus investasi, berbagai tema kampanye indah seperti demokratisasi, hak asasi manusia, kesetaraan gender, modernisasi, kebebasan pers, kemakmuran, kesejahteraan, sampai pada mimpi-mimpi indah lewat bisnis obat-obatan terlarang dengan segmen generasi muda.

Penyebab utama kelima Indonesia akan”‘pecah” dalam penilaiannya adalah faktor nama. Apa yang salah dengan nama? Ternyata, nama Indonesia sesungguhnya berasal dari warisan kolonial Belanda yakni East-India atau India Timur alias Hindia Belanda. Kalangan tokoh politik Belanda tingkat atas malah sering menyebut Indonesia dengan singkatan: In-corporate Do/e-Netherland in-Asia atau kalau diartikan secara bebas nama Indonesia sama dengan singkatan Perusahaan Belanda yang berada di Asia. Pemberian nama Indonesia oleh Belanda memang memiliki agenda politik tersembunyi sebab Belanda tidak rela Indonesia menjadi bangsa dan negara yang besar. Nama orisinil kawasan negeri ini yang benar adalah Nusantara, yang berasal dari kata Bahasa Sansekerta Nusa (pulau) dan Antara. Artinya, negara yang terletak di antara pulau-pulau terbesar dan terbanyak di dunia sebab negara kita merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Bila para anak bangsa tahun 2015 mampu menyelamatkan keutuhan negeri ini sebagai satu bangsa, salah satu opsi adalah dengan penggantian nama dari Indonesia menjadi Nusantara. Nama Nusantara lebih relevan, orisinil, berasal dari jiwa bumi sendiri dan lebih membawa keberuntungan, pesan Djuyoto. Namun, karena perpecahan sudah di ujung tanduk, salah satu agenda dalam membangun komitmen baru sebagai bangsa dalam pandangannya adalah dengan cara (perlu direnungkan) mengganti nama Indonesia menjadi Nusantara. Karena, nama memiliki arti serta memberi berkah tersendiri. Tidak hanya nama Indonesia yang bisa menjadi penyebab negeri ini pecah, nama Jakarta pun ternyata ikut berpengaruh terhadap keutuhan republik ini.

Nama Jakarta, Djuyoto mengungkapkan, memiliki konotasi negatif bagi sebagian besar masyarakat. Bila kita ingin menyelamatkan Indonesia dari ancaman perpecahan serta punya komitmen bersama untuk membawa negara ini menjadi negara besar yang dihormati dunia internasional, maka nama ibukota negara seyogianya dikembalikan kepada nama awalnya yaitu Jayakarta. Nama Jayakarta lebih tepat sebagai roh spirit Ke-Jaya-an Ibukota negara daripada nama Jakarta, sarannya.

Penyebab terakhir pecahnya Indonesia adalah gonjang ganjing pemilihan Presiden tahun 2014. Dia menyatakan dalam Pilpres 2009 bisa saja sejumlah tokoh yang kalah masih mampu mengendalikan diri tapi gejolak massa akar rumput yang berasal dari massa pendukung tidak mau menerima kekalahan jago pilihannya. Mereka lalu mempersiapkan diri untuk maju bertarung lagi pada Pilpres 2014. Pilpres 2014 adalah puncak ledakan dashyat gunung es yang benar-benar membahayakan integrasi Indonesia. Menurut Djuyoto dari informasi yang ia peroleh di seluruh penjuru Tanah-Air, indikasi karena gengsi kalah bersaing dalam Pilpres Indonesia lantas mengambil keputusan radikal dengan mendeklarasikan negara baru bukanlah sekedar omong kosong tapi akan terbukti. Pergolakan alam negeri ini seperti gunung es yang tampak tenang di permukaan namun setiap saat pasti meletus dengan dashyat.

Djuyoto Suntani menjelaskan, pada Pilpres 2014 bakal bermunculan figur dari berbagai daerah yang mulai berani bertarung memperebutkan kursi RI-1 untuk bersaing dengan tokoh nasional di Jakarta. Para tokoh daerah sudah dibekali modal setara dengan para tokoh nasional di Jakarta. Jika mereka kalah dalam Pilpres 2014, karena desakan massa pendukung, opsi lain adalah mendirikan negara baru, melepaskan diri dari Jakarta. Gonjang ganjing Indonesia sebagai bangsa akan mencapai titik didih terpanas pada Pilpres 2014. Jika kita tidak mampu mengendalikan keutuhan negeri ini, tahun 2015 Indonesia benar-benar pecah. Para Capres Indonesia 2014 yang gagal ramai-ramai akan pulang kampung untuk mendeklarasikan negara baru. Mereka merasa punya kemampuan, punya harga diri, punya uang, punya jaringan dan punya massa/rakyat pendukung. Perubahan dan pergolakan politik nasional pada tahun 2014 diperkirakan bisa lebih dashyat karena tidak ada lagi figur tokoh pemersatu yang dihormati dan diterima oleh seluruh bangsa.

Agar Indonesia tidak pecah, dia menyerukan seluruh elemen bangsa untuk bersatu dan bersatu. Dia berharap seluruh bangsa menyadari ancaman yang ada di depan mata dan kemudian saling bergandengan tangan bersatu untuk menyelesaikan semua permasalahan bangsa. Djuyoto bilang buku ini ditulis sebagai peringatan dini, sebagai salah satu wujud untuk berupaya menyelamatkan Indonesia dari ancaman kehancuran. Dengan adanya buku ini diharapkan semoga anak-anak bangsa mulai menyadari bahwa hantu Indonesia pecah sudah berada di depan mata. Kalau sudah paham, diharapkan mulai tumbuh kesadaran dari dalam hati lalu secara bersama-sama mengambil langkah untuk mencegah.

ke 17 negara itu antara lain.
1.Naggroe Atjeh Darrusallam : Banda Atjeh
2.Sumatra Utara : Medan
3.Sumatra Selatan : Lampung
4.Sunda Kecil : Jakarta
5.Jamar (Jawa Madura) : Surakarta
6.Yogyakarta : Yogyakarta
7.Kalimantan Barat : Pontianak
8.Kalimantan Timur : Samarinda
9.Ternate Tidore : Ternate
10.Sulawesi Selatan : Makassar
11.Sulawesi Utara : Manado
12.Nusa Tenggara : Mataram
13.Flobamora & Sumba: Kupang
14.Timor Leste : Dili
15.Maluku Selatan : Ambon
16.Maluku Tenggara : Tual
17.Papua Barat : Jayapura
18. Negara Riau Merdeka

Sumber : http://bayumas3.blogspot.com/2010/07/pecahnya-indonesia-pada-tahun-2015.html

Minggu, 22 Agustus 2010

I hate this night will over
I hate to say ‘tomorrow’
I hate if all the things that we have done will be a MEMORY
Not a HISTORY

Did we miss each other?
Did we remember each other?
Maybe for now, we are SAYING ‘YES’

But, what about tomorrow?
Next week?
Next month?
Next year?

Did we remember that memory?
Did we save that memory as the greatest moment?
The answer is “NO WE DON’T”
We may lose that HISTORY.
Emm, sorry. I mean, that memory.

For me, that memories
are the greatest HISTORY
in my LIFE.

BF, ENEMY
TEACHERS, SCHOOLS
WAR, LOVE
I’ll keep it all inside

With all my tears, I just wanna say:
“I LOVE YOU ALL, MY BEST FRIENDS, MY BESTIES. Especially for someone, I love you more deeper than everybody”

Senin, 19 Juli 2010

OBSERVASI: CEWEK LEBAY ?

Jadi, postingan gue yang terbaru, gue mulai dengan OPINI-OPINI dari temen temen gue [lo-gue-an skali kali nggak papa kan?]. hmm.. kali ini gue ngangkat masalah tentang CEWEK LEBAY in ACTION. Actually, gue terinspirasi dari pertanyaan pertanyaan interest yang membingungkan dari sohib sohib gue, salah satunya Muhammad shadiq.
Dia pernah menyendall [send-to-all] ke gue pertanyaan yang sebenernya membuat gue risih.. isi smsnya kurang lebih seperti ini:
apa pendapat lo tentang CEWEK LEBAY. Menururt lo mending yang mana ? cewek lebay atau cewek pendiam ?
awalnya, emang sih gue yah bersikap ‘bodo amat’ mau cewek lebay atau pendiam. Tapi setelah gue mikir ulang lagi, sebenarnya tema ini menarik untuk di analisa.. berhubung juga setengah kepribadian gue ada yang mengarah ke image ‘cewek lebay’.
Pertanyaan yang gue berikan ke mereka sepertinya tidak terlalu di tanggepin serius oleh mereka, ada temen gue yang jawabnya ngaco. Feeling gue, mereka jawabnya ngaco mungkin karena otaknya lagi ngadat. Gue juga sering menjadi korban dari wartawan penagih OPINI, dan kadang gue juga ngerasa blank untuk ngejawab. Ada juga yang malah minta duit seribuan atas opini yang mereka berikan. Ya.. gue mah pasrah saja, demi blog-ku tercinta . Pertanyaan gue ke mereka:
1. Apasih yang salah dengan cewek lebay?
2. Apa pendapatmu tentang cewek lebay?
Berikut adalah hasil dari keringat gue nge-hunting opini mereka, yang gue jadiin survey atas observasi yang gue lakuin.
#nuramanda [9.3]
Jadi menurut dia, “nggak ada yang salah dengan CEWEK LEBAY, Cuma pandangan orang yang terkadang melihat dari sisi yang salah”. Itu untuk jawaban dari pertanyaan pertama, tapi untuk jawaban kedua, dia hanya bilang gini “CEWEK LEBAY? Ya.. mereka juga hanya ORDINARY PEOPLE”.
Jawaban yang bagus dari pertanyaan yang bagus *narsis* hehe..
#desmyfadillah [9.1]
“CEWEK LEBAY? Itu tergantung dari pembawaan orang masing masing. Tapi, terkadang pandangan orang berbeda beda. Seperti saya pribadi, yang memandang itu biasa biasa saja dan tak mengusik sama skali” ya, itulah OPINI yang ditulis oleh cewek cantik primadona sekolah gue, pasal gue nanya sambil minta tolong dia nulis di buku catatan gue.
Untuk pertanyaan yang kedua, “sikap berlebihan yang tidak sepenuhnya harus di pandang buruk!! Kalau pun buruk, tidak semua orang punya sisi baik yang seperti yang kita inginkan!! So just please accept who she is.. everybody far from perfect!?” waw, ini patut dicontoh nih, dia nggak hanya melihat sesuatu hanya dari sisi negatifnya, tapi lebih ke mengambil sesuatu yang positif.
#nadyaamanda [9.1]
Jawaban pertanyaan pertama: “CEWEK LEBAY? Gak masalah tuh.. dia mungkin hanya mau carper, agar bisa diakui.. ya, seperti naruto..”
Interupsi penulis blog : base on nadya’s answer specially for number one.. sebenernya gue bingung.. apakah naruto, contoh yang disebutkan diatas, telah berganti kelamin?
Jawaban pertanyaan kedua: “lebih baik diladeni dengan sabar dan terima aja.. toh dia hanya manusia biasa yang juga butuh teman..”
#gabrielpirade [9.2]
Jawaban pertanyaan pertama: “tidak masalah, mungkin cumin mau nyari perhatian”
Jawaban pertanyaan kedua: “talekang”
Interupsi penulis blog: “dijawaban saudara Gabriel pirade untuk pertanyaan kedua, jawabannya mulai mengusik pikiran. It seems like something wrong in his brain, talekang mungkin adalah kata yang sulit dimengerti bagi saya pribadi terutama untuk menilai seorang CEWEK LEBAY”
#jusmawijaya [9.2]
Jawabannya : “CEWEK LEBAY? Salah? Nggak juga. Tergantung yah, kalo cewek lebay + egois, mana ada yang suka? Hanya manusia bodoh kali’ yang biasanya dipengaruhi oleh lingkungan sekitar [dominan]. CEWEK LEBAY menurut saya biasa saja, asalkan jangan over, entar jadi alay lagi. Hehe :D ada sebagian orang yang berpendapat bahwa lebay itu menjengkelkan. Tapi, coba hadapi dengan kepala dingin dan menerimanya, pasti lebih menyenangkan, ala bisa karena biasa. Haha :D keep smile”
Interupsi penulis blog: Ya Allah, itu OPINI apa curhatan, neng? Hehe, tapi boleh juga deh..
#amirrafsanjani [9.1]
Jawaban : “untuk nomer satu, hmm.. ndak ji deh, no comment. Untuk jawaban nomer dua, thanks ndak berminat, pakaballisi’ skali CEWEK LEBAY!?”
Interupsi penuli blog: okey, great!? OPINI kok gitu?? Sebenarnya opini anda sangat singkat padat, namun tak berisi. Saya saja bingung :’( kenapa gitu, lu nggak mau bantu temen dikiiit ajah, nulis OPINI doang??
#aunionekong [9.1]
Jawaban: “Sebenernya sih nggak ada yang salah gitu dengan cewek lebay. Dia baik baik aja [penulis: Alhamdulillah sehat wal afiat]. Temen temenku banyak yang lebay, tapi nggak lebay amat. Malah pinginku punya teman yang lebay semua, kan seru !?”
#suciwulandari [9.2]
Jawaban pertanyaan nomer 1: “cewek lebay itu toh.. sebuah sosok yang kurang berguna. Yang salah bukan orangnya, tapi pergaulannya yang salah.”
Jawaban pertanyaan nomer 2: “cewek lebay itu.. cirri cirinya, suka carper. Ndak tau diri. Suka cari sensasi. Intinya, orang lebay itu ndak disuka sama banyak orang.”
#ayunitariski [9.3]
Jawaban : “nggak ada urat malunya. Teruus, nggak baik deh, soalnya terlalu over. Kadang menyenangkan kadang membosankan kadang kadang bikin illfeel”
#sadiqmuhammad [9.1]
Jawaban : “salahnya CEWEK LEBAY sangat, ama, bangat, eh banyak maksudnya. Yang terpenting dan utama adalah cewek lebay suka carper. Tidak ada yang perhatikanki, jadi lebay lebaymi supaya di perhatikan..”



Jadi, dari hasil OPINI anak anak, gue bisa menyimpulkan bahwa ternyata kebanyakan orang menganggap bahwa sikap seseorang yang LEBAY, bahkan cewek, itu adalah SALAH BESAR. Gue juga nggak ngerti salahnya dimana. Tapi sejujurnya, kita tentu nggak bisa menilai orang salah apa nggak, karena kebanyakan pandangan orang orang yang menyatakan bahwa LEBAY adalah salah terbesar hanya melihatnya dari satu sisi yang mungkin menurut mereka BURUK.
LEBAY menurut gue nggak salah kok, misalnya [gue angkat salah satu opini] seseorang bertindak lebay, dianggap mencari perhatian. Wajar aja dong kalau dia mencari pehatian, sebagai makhluk social memang kita saling membutuhkan untuk mengisi atau memenuhi kebutuhan pribadi. Baik kebutuhan rohani, jasmani, KASIH SAYANG, dan lain sebagainya. Jadi kalau lo nganggap bahwa seseorang yang CARPER itu LEBAY berlebihan mungkin bukan dia yang SALAH, tapi coba liat sisi lain. Mungkin, lo-nya aja yang nggak ngasih cukup perhatian ke DIA YANG LEBAY.
Orang yang LEBAY, yang terdapat disekitar kita pasti kebanyakan dari kalangan sahabat karib, temen yang lumayan deket, sering ngobrol, dsb. Coba aja ngedaftar temen LEBAY lo siapa aja. Perlu lo ketahui bahwa, Dia bersikap LEBAY mungkin BUKAN karena SALAH GAUL, tapi dia hanya merasa bahwa lo adalah TEMEN DEKATNYA. Dia menjadi LEBAY biasanya karena mencoba terbuka dengan lo, mencoba lebih dekat dengan lo, mencoba berkomunikasi sesering mungkin dengan lo, mencoba membuat suasana jadi CAIR. tapi terkadang ello ngedapatin sikapnya yang LEBAY itu menjadi jadi, dalam artian MENJADI SANGAT OVER, kemudian membuat lo menjadi sangat illfeel.
Seperti apa yang gue katakana tadi, bahwa lo harus memberi respon yang cukup baik dengan temen lo, anda harus memberikan dan meluangkan waktu yang lo punya untuk dia. Mencoba berkomunikasi lebih sering dan membuat suatu hubungan yang baik.
Yappp, bener apa yang nadia katakan, mungkin dia hanya ingin diakuin sebagai TEMEN LO!? SAHABAT ELLO. Begitu pula dengan gue, yang terkadang CARPER BERLEBIHAN karena gue butuh perhatian dari SAHABAT SAHABAT GUE. Buktinya, gue minta OPINI aja, susahnyaaaa minta ampuuuun. But HOWEVER, I LOVE YOU ALL :’o