aaaaa!!!!!!!! tapi nggak! nggak boleh tidur terus!! kayak badak ajaa
nurul ilmi salsabila on blog :) mm.. I'm 14 years old, a girl with anythings that can't describe by myself. kind a friendly, obviously. love to read and write. just join my blog, have a chat, and you'll know who I am. TK PEMBINA-SD INP. BARAYA I makassar-SMPN 12 Makassar-SMUN 2 Tinggi moncong :*
Sabtu, 11 Juni 2011
hari ini: minggu 12 juni 2011: workless
hari ini ga ada rencana mau kemana. paling mau ngambil foto ga jelas gengku, kira kira gimana hasilnya ya?
wakakak selain itu saya hanya memilih baring selonjoran dilantai kamarku dan update blog. atau nggak, tidur saja sok atuh biar segueeer

aaaaa!!!!!!!! tapi nggak! nggak boleh tidur terus!! kayak badak ajaa
so what am I going to do?? there's no plan!? ada yang punya ide ga bagusnya bikin apa? atau mm kalian lagi apa? bantu aku mengisi hariku yang kosong [halaaaahh lebay] kalau tidak, kalau tidak aku bisa hilang ditelan zaman [read: jamuran, lumutan]. TRAGIS
aaaaa!!!!!!!! tapi nggak! nggak boleh tidur terus!! kayak badak ajaa
JOGGING, BIKING, healthy inside fresh outside lah pokoknya!!
aaaaa kemarin rencananya mau online buat ngeposting pengalaman jasmaniku haha tapi berhubung ada acara keluarga kemarin, jadi ya alhamdulillah ada waktu sekarang.. postingannya terbit malam ini deh *tertawa penuh kemenangan*

jadi ceritane aku dan ke empat cewek cantik (re: biasa aja) yang juga merupakan sahabat seperjuangan sepenanggunganku sudah buattekad perjanjian untuk lari subuh di UNHAS dalam rangka membakar lemak yang kami tabung selama liburan
ini beberapa foto yang sempat kujepret via kamera hape samsung c6225 ku
jadi ceritane aku dan ke empat cewek cantik (re: biasa aja) yang juga merupakan sahabat seperjuangan sepenanggunganku sudah buat
oiya saya lupa ngasih tau. kami cuman berempat. kemana yang satunya? HE to he HE dia lagi puasa bayar nazar. alim? mm iya dia sedikit alim. kan ketularan saya 
ini salah satu pohon favouritku di UNHAS
nah ini dia yang terakhir sblum pulang, kami singgah di warungnya ibu ibu aji buat beli minum
oiya!! sebenarnya kami sempat ketemu sama empat orang teman cowok (satu skolahan) hilmy, amir, sadik, dan mono. nah kebetulan mereka lagi main basket dan sepedanya nganggur jadi ide cemerlang buat biking bareng kulontarkan dan menerima respon baik dari mereka si empunya sepeda. wakakak jadi kami sempet biking juga deh!! tapi sayang seribu sayang lupa ambil gambarnya

putih biruku :'(
pengumuman kelulusan tahun ini 2011 alhamdulillah SMPN 12 MAKASSAR lulus 100% dan itu berhasil membuat 310 siswa bersoraksorai atas kemenangan ini, kebebasan, serta kemerdekaan ini BIG HA-HA
ini suasana pesta eforia di sekolahku cekidot yuhuu
ini suasana pesta eforia di sekolahku cekidot yuhuu
ini kami berpose tidk jelas karena jamuran nunggu nilai nem, ya memang sudah dinyatakan lulus sih.cuman semuanya pada penasaran sama nilai yang dicetak masing masing otak :D (lihat diatas)
ini suasana penandatanganan kelulusan resmi oleh para remaja SMPN 12 Makassar
itu saya yg pakai jilbab lagi tanda tangan sambil nunduk hihihi :D
ini pasangan yg baru jadian dihari kelulusan, dan kebetulan ada tanda tangan besar yang nangkring di dada ceweknya hihi tanda tanganku itu :p
nah ini tanda tangan super jumbo yang berhasil tertangkap kamera temen @modikiniku. alasan saya tanda tangan dibagian yang mm maaf 'terlarang' itu ya sekedar supaya mereka ingat saya hahaha :D
itu aku itu aku!! yang pakai jilbab, baju strapped, pegang pilox dan bawa buku sedang nunjuk orang gak jelas hihi :p sepertinya saya lebih bagus difoto dari samping kali ya? agak mancungan keliatannya :D
ini suasana pas kami terusir oleh satpam sekolah karena heboh yang luar biasa. ya bapak satpam pake ngusir.. namanya juga party, ya pasti happy :D jadi dengan terpaksa mangkir diluar pagar sekolah semua deh hihi :D
nah ini juga saya lagi menandatangani baju seragam salah satu temen mantaplah :D
ini menjadi momen bahagia juga duka karena harus melepas kebersamaan tiga tahun berharga. tak tega aku! sungguh menyedihkan

eits eits eits.. walau sudah merdeka dari belenggu penjajahan, perjuangan tetap belum berakhir! eh sekedar info, saya menjadi salah satu dari empat siswa peraih nilai nem tertinggi di SMPN 12 MAKASSAR

eits eits eits.. walau sudah merdeka dari belenggu penjajahan, perjuangan tetap belum berakhir! eh sekedar info, saya menjadi salah satu dari empat siswa peraih nilai nem tertinggi di SMPN 12 MAKASSAR
Senin, 14 Februari 2011
INDONESIA diramal akan "pecah" ditahun 2015 !!!

Djuyoto Memprediksi Tahun 2015 Indonesia Pecah. Beragam reaksi dan tanggapan muncul ketika wacana tentang masa depan Indonesia, yang juga dijadikan judul buku oleh Djuyoto Suntani, itu muncul dalam acara Dialog Kebangsaan berjudul Indonesia: Kemarin, Kini dan Esok sekaligus peluncuran buku tersebut. Komentar bernada pesimis, optimis, hingga rasa tidak percaya silih berganti diberikan oleh berbagai pihak yang hadir di Gedung Aneka Bhakti Departemen Sosial kemarin. Mungkinkah Indonesia benar-benar akan ‘pecah’ pada tahun 2015?
Djuyoto Suntani, sang penulis buku, menyatakan dalam bukunya paling tidak ada tujuh faktor utama yang akan menyebabkan Indonesia “pecah” menjadi 17 kepingan negeri-negeri kecil di tahun 2015. Kepingan negeri-negeri kecil itu sendiri menurutnya didirikan berdasarkan atas:
1. Kepentingan rimordial (kesamaan etnis),
2. Ikatan ekonomis (kepentingan bisnis),
3. Ikatan kultur (kesamaan budaya),
4. Ikatan ideologis (kepentingan politik), dan
5. Ikatan regilius (membangun negara berdasar agama).
Penyebab pertama adalah siklus tujuh abad atau 70 tahun. Dalam bukunya ia menuliskan;
“Seperti kita ketahui, semua yang terjadi di alam ini mengikuti suatu siklus tertentu. Eksistensi suatu bangsa dan negara juga termasuk dalam suatu siklus yang berjalan sesuai dengan ketentuan hukum alam. Dia mengambil contoh Kerajaan Sriwijaya yang berkuasa pada abad 6-7 M di mana waktu itu rakyat di kawasan Nusantara bersatu di bawah kepemimpinannya. Memasuki usia ke-70 tahun kerajaan itu mulai buyar dan muncul banyak kerajaan kecil yang mandiri berdaulat. Alhasil, di awal abad ke-9 nama Kerajaan Sriwijaya hanya tinggal sejarah. Tujuh abad kemudian (abad 13-14 M) lahir Kerajaan Majapahit di Trowulan, Jawa Timur sekarang. Kerajaan besar itu berhasil menyatukan kembali penduduk Nusantara. Namun, kerajaan ini pun bernasib sama dengan Sriwijaya. Memasuki usia ke-70 pengaruhnya mulai hilang dan bermunculanlah kerajaan-kerajaan kecil di Nusantara. Nama Majapahit pun hilang ditelan bumi. Tujuh abad pasca-jatuhnya Majapahit, di tahun 1945 (abad 20) rakyat Nusantara kembali bersatu dalam suatu ikatan negara bangsa bernama Republik Indonesia (abad 20-21). Tahun 2015 akan bertepatan RI merayakan HUT-nya yang ke-70″.
Dia pun menyatakan,
“Selama ini saya selalu optimis, tapi melihat perkembangan di lapangan, apa yang terjadi pada sesama anak bangsa, sungguh mengenaskan. Irama perpolitikan nasional dewasa ini mengisyaratkan hitungan siklus bersatu dan bubar dalam tujuh abad, 70 tahun tampaknya kembali terulang. Berbagai fenomena alam yang menguat ke arah bukti kebenaran siklus sudah banyak kita saksikan. Pertengkaran sesama anak bangsa, terutama elite politik, tidak kunjung selesai, tulis Djuyoto. Penyebab kedua, Indonesia telah kehilangan figur pemersatu bangsa. Setelah Ir Soekarno dan HM Soeharto, tidak ada tokoh nasional yang benar-benar bisa mempersatukan bangsa ini. Masing-masing anak bangsa selalu merasa paling hebat, paling mampu, paling pintar, dan paling benar sendiri. Para tokoh nasional yang memimpin negeri ini belum menunjukkan berbagai sosok negarawan karena dalam memimpin lebih mengutamakan kepentingan politik golongan/kelompok daripada kepentingan bangsa (rakyat) secara luas. Kehilangan figur tokoh pemersatu adalah ancaman paling signifikan yang membawa negeri ini ke jurang perpecahan”. Katanya tegas.
Pertengkaran sesama anak bangsa yang sama-sama merasa jago dan hebat, masing-masing punya kendaraan partai, punya jaringan internasional, punya dana/uang mandiri, punya akses, merasa punya kemampuan jadi Presiden; merupakan penyebab ketiga Indonesia akan pecah berkeping-keping menjadi negara-negara kecil. Masing-masing tokoh ingin menjadi nomor satu di suatu negara. Fenomena ini sudah menguat sejak era reformasi yang dimulai dengan diterapkannya UU Otonomi Daerah.
Salah satu penyebab Indonesia akan pecah di tahun 2015 karena adanya konspirasi global. Ada grand strategy global untuk menghancurkankeutuhan Indonesia. Ada skenario tingkat tinggi yang ingin menghancurkan Indonesia atau bahkan menghilangkan nama Indonesia sebagai negara bangsa, tegasnya. Konspirasi global ini, Djuyoto Suntani melihat, terus bergerak dan bekerja secara cerdas dengan menggunakan kekuatan canggih melalui penetrasi budaya, penyesatan opini, arus investasi, berbagai tema kampanye indah seperti demokratisasi, hak asasi manusia, kesetaraan gender, modernisasi, kebebasan pers, kemakmuran, kesejahteraan, sampai pada mimpi-mimpi indah lewat bisnis obat-obatan terlarang dengan segmen generasi muda.
Penyebab utama kelima Indonesia akan”‘pecah” dalam penilaiannya adalah faktor nama. Apa yang salah dengan nama? Ternyata, nama Indonesia sesungguhnya berasal dari warisan kolonial Belanda yakni East-India atau India Timur alias Hindia Belanda. Kalangan tokoh politik Belanda tingkat atas malah sering menyebut Indonesia dengan singkatan: In-corporate Do/e-Netherland in-Asia atau kalau diartikan secara bebas nama Indonesia sama dengan singkatan Perusahaan Belanda yang berada di Asia. Pemberian nama Indonesia oleh Belanda memang memiliki agenda politik tersembunyi sebab Belanda tidak rela Indonesia menjadi bangsa dan negara yang besar. Nama orisinil kawasan negeri ini yang benar adalah Nusantara, yang berasal dari kata Bahasa Sansekerta Nusa (pulau) dan Antara. Artinya, negara yang terletak di antara pulau-pulau terbesar dan terbanyak di dunia sebab negara kita merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Bila para anak bangsa tahun 2015 mampu menyelamatkan keutuhan negeri ini sebagai satu bangsa, salah satu opsi adalah dengan penggantian nama dari Indonesia menjadi Nusantara. Nama Nusantara lebih relevan, orisinil, berasal dari jiwa bumi sendiri dan lebih membawa keberuntungan, pesan Djuyoto. Namun, karena perpecahan sudah di ujung tanduk, salah satu agenda dalam membangun komitmen baru sebagai bangsa dalam pandangannya adalah dengan cara (perlu direnungkan) mengganti nama Indonesia menjadi Nusantara. Karena, nama memiliki arti serta memberi berkah tersendiri. Tidak hanya nama Indonesia yang bisa menjadi penyebab negeri ini pecah, nama Jakarta pun ternyata ikut berpengaruh terhadap keutuhan republik ini.
Nama Jakarta, Djuyoto mengungkapkan, memiliki konotasi negatif bagi sebagian besar masyarakat. Bila kita ingin menyelamatkan Indonesia dari ancaman perpecahan serta punya komitmen bersama untuk membawa negara ini menjadi negara besar yang dihormati dunia internasional, maka nama ibukota negara seyogianya dikembalikan kepada nama awalnya yaitu Jayakarta. Nama Jayakarta lebih tepat sebagai roh spirit Ke-Jaya-an Ibukota negara daripada nama Jakarta, sarannya.
Penyebab terakhir pecahnya Indonesia adalah gonjang ganjing pemilihan Presiden tahun 2014. Dia menyatakan dalam Pilpres 2009 bisa saja sejumlah tokoh yang kalah masih mampu mengendalikan diri tapi gejolak massa akar rumput yang berasal dari massa pendukung tidak mau menerima kekalahan jago pilihannya. Mereka lalu mempersiapkan diri untuk maju bertarung lagi pada Pilpres 2014. Pilpres 2014 adalah puncak ledakan dashyat gunung es yang benar-benar membahayakan integrasi Indonesia. Menurut Djuyoto dari informasi yang ia peroleh di seluruh penjuru Tanah-Air, indikasi karena gengsi kalah bersaing dalam Pilpres Indonesia lantas mengambil keputusan radikal dengan mendeklarasikan negara baru bukanlah sekedar omong kosong tapi akan terbukti. Pergolakan alam negeri ini seperti gunung es yang tampak tenang di permukaan namun setiap saat pasti meletus dengan dashyat.
Djuyoto Suntani menjelaskan, pada Pilpres 2014 bakal bermunculan figur dari berbagai daerah yang mulai berani bertarung memperebutkan kursi RI-1 untuk bersaing dengan tokoh nasional di Jakarta. Para tokoh daerah sudah dibekali modal setara dengan para tokoh nasional di Jakarta. Jika mereka kalah dalam Pilpres 2014, karena desakan massa pendukung, opsi lain adalah mendirikan negara baru, melepaskan diri dari Jakarta. Gonjang ganjing Indonesia sebagai bangsa akan mencapai titik didih terpanas pada Pilpres 2014. Jika kita tidak mampu mengendalikan keutuhan negeri ini, tahun 2015 Indonesia benar-benar pecah. Para Capres Indonesia 2014 yang gagal ramai-ramai akan pulang kampung untuk mendeklarasikan negara baru. Mereka merasa punya kemampuan, punya harga diri, punya uang, punya jaringan dan punya massa/rakyat pendukung. Perubahan dan pergolakan politik nasional pada tahun 2014 diperkirakan bisa lebih dashyat karena tidak ada lagi figur tokoh pemersatu yang dihormati dan diterima oleh seluruh bangsa.
Agar Indonesia tidak pecah, dia menyerukan seluruh elemen bangsa untuk bersatu dan bersatu. Dia berharap seluruh bangsa menyadari ancaman yang ada di depan mata dan kemudian saling bergandengan tangan bersatu untuk menyelesaikan semua permasalahan bangsa. Djuyoto bilang buku ini ditulis sebagai peringatan dini, sebagai salah satu wujud untuk berupaya menyelamatkan Indonesia dari ancaman kehancuran. Dengan adanya buku ini diharapkan semoga anak-anak bangsa mulai menyadari bahwa hantu Indonesia pecah sudah berada di depan mata. Kalau sudah paham, diharapkan mulai tumbuh kesadaran dari dalam hati lalu secara bersama-sama mengambil langkah untuk mencegah.
ke 17 negara itu antara lain.
1.Naggroe Atjeh Darrusallam : Banda Atjeh
2.Sumatra Utara : Medan
3.Sumatra Selatan : Lampung
4.Sunda Kecil : Jakarta
5.Jamar (Jawa Madura) : Surakarta
6.Yogyakarta : Yogyakarta
7.Kalimantan Barat : Pontianak
8.Kalimantan Timur : Samarinda
9.Ternate Tidore : Ternate
10.Sulawesi Selatan : Makassar
11.Sulawesi Utara : Manado
12.Nusa Tenggara : Mataram
13.Flobamora & Sumba: Kupang
14.Timor Leste : Dili
15.Maluku Selatan : Ambon
16.Maluku Tenggara : Tual
17.Papua Barat : Jayapura
18. Negara Riau Merdeka
Sumber : http://bayumas3.blogspot.com/2010/07/pecahnya-indonesia-pada-tahun-2015.html
Langganan:
Postingan (Atom)